Sabtu, 14 Februari 2015

Solusi sementara gagal terima tunai BP

Bagi satker yang memiliki BPP (Bendahara Pengeluaran Pembantu) di tahun 2015 ini dengan aplikasi SAS versi 15.0.3 masih memiliki beberapa kendala dalam melaksanakan tugasnya. Karena aplikasi Silabi dalam SAS versi 15.0.3 ini, pada login BPP belum bisa menerima adk terima tunai dari BP (Bendahara Pengeluaran). Aplikasi Silabi BPP ketika melakukan penerimaan adk, maka akan muncul peringatan Kode BPP AdK:  Kode BPP Default:xxx! seperti gambar berikut.


Hal ini jadi menghambat pekerjaan BPP karena akan memperlambat pengerjaan Silabi padahal bila satker ingin segera melakukan GUP, BPP harus segera mentransaksikan pengeluarannya untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar penyusunan DRPP dan SPP-GU untuk selanjutnya menjadi SPM-GU.

Padahal aplikasi Silabi tahun 2014 yang lalu, transaksi ini bisa dilaksanakan tanpa kendala.

Solusi sementara untuk permasalahan ini (sambil menunggu update yang tentu kita tidak tau apa yang diprioritaskan oleh programmernya dengan seabreg permasalahan yang ada) adalah dengan memanfaatkan program LPJ yang ada pada SPM tahun 2014 yang lalu.

Maksut kami adalah dalam hal mentransaksikan penerimaan tunai BP oleh BPP, kita dapat memanfaatkan file lpj_satker.app yang ada di folder AplikasiSPM2014 yang lalu namun sebelumnya selamatkan dulu (dengan meng-copy file yang sama) yang ada di folder AplikasiSAS2015 pada tempat yang aman. Perlu diingat, ketika melakukan replace file ini, posisi kita tidak boleh dalam keadaan login aplikasi Silabi.



Setelah file tersebut direplace, maka kita baru akan bisa melakukan penerimaan adk terima tunai BP oleh user BPP. Dan bila saldo kas tersebut telah masuk pada pembukuan BPP, maka lakukan replace ulang file tersebut dengan file aslinya yang telah diselamatkan sebelumnya.

Jadi ini merupakan cara sementara untuk permasalahan gagal terima tunai BP. Semoga bermanfaat bagi satker pengguna BPP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Achieve

Jejak pembaca

Cari Blog Ini

Total Tayangan Halaman

Cek virus